Senin, 28 Agustus 2017

LAPORAN HASIL OBSERVASI

LAPORAN HASIL OBSERVASI
PRA KKN
TAHUN AJARAN 2016/2017




DI SUSUN OLEH :
-          AHMAD BAIHAKI
-          DULWASID
-          ENENG RODIAH
-          ROS ROSANAH
-          SITI LINDIANI PUTRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR





Kata Pengantar

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirah Ilahi Rabi, yang tealh memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga dapat de selesaikannya laporan Pra KKN ke Kp. Cianjung dengan baik dan lancar.
            Laporan ini di susun sebagai pertanggung jawaban kami untuk memenuhi tugas hasil akhir observasi Pra KKN ke Kp. Cianjung. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Bapak Fatullah, S.PdI MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan tugas laporan, karena telah memberikan bimbingan langsung dalam kegiatan observasi ke Kp. Cianjung
2.      Bapak Edi selaku ketua RT di Kp. Cianjung yang telah memberikan izin serta dukungannya.
3.      Ka Sumantri dan rekannya yang telah memberika informasi mengenai objek atau tempat observasi kami.
4.      Teman teman yang telah ikut gabung dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan sehingga sangatlah di perlukan suatu wejangan atau hal-hal yang bersifat membangun untuk memperbaiki laporan ini. Akhir kata, penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.




Penulis
Pandeglang, 27 Agustus 2017















Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..........................................................................................           i
DAFTAR ISI ......................................................................................................           ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ..............................................................................           1
1.2  Maksud dan Tujuan ......................................................................           1
BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Landasan Teori ............................................................................            2         
            2.2 Hasil Observasi ............................................................................            4
BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan .................................................................................             5
            3.2 Saran ..........................................................................................                  5


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perkembangan tekhnologi informasi saat ini sangatlah pesat dan telah merambah ke penjuru belahan dunia. Dimana di jaman era modern ini sudah menjadi suatu kebutuhan dalam berbagai segi kehidupan manusia. Berbicara mengenai Negara Indonesia yang memiliki keanekaragamankebudayaan serta kaya akan sumber daya alam. Jika di kelola dengan sebaik baiknya maka akan menjadi sebuah deposit pemasukan yang besar untuk negara indonesia, dimana disini sumber daya manusia akan sangat di butuhkan untuk mengelola sumber daya alam tersebut. Sehingga angka kemiskinan disetiap daerah berangsur-angsur berkurang.

Di Indonesia walaupun sudah bisa mengelola sumber daya alam salahsatunya pembangkit listrik ternyata belum bisa dinikmati di daerah daerah terpencil, salahsatunya di daerah jawa yaitu Kp. Cianjung Desa. Cimanggu Kec. Cimanngu Kab. Pandeglang Provinsi Banten. Maka dari itu, kami akan membuat laporan ini berdasarkan hasil observasi ke Kp. Cianjung.


1.2  Maksud dan Tujuan
-          Maksud
a.      Maksud dari laporan penulisan ini adalah menjelaskan kepada pembaca tentang hasil observasi ke Cianjung
-          Tujuan
a.      Tujuannya untuk memberikan informasi baru kepada pembaca.
b.      Untuk menambah wawasan mengenai daerah Cianjung
-          Manfaat
a.      Bagi penulis yaitu merasakan akan kesenangan tersendiri karena sudah bisa berbagi informasi.
b.      Bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan baru mengenai daerah Cianjung.




BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Landasan Teori

            Sebutan Kampung Cianjung atau ‘’Cangkilung’’ merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut. Berawal dari masyarakat luar yang suka mengejek mereka karena di Kampung Cianjung dulunya banyak pohon atau bambu cangkilung, sehingga di sebut Kampung Cangkilung. 
Masyarkat di Kampung Cianjung ‘’cangkilug’’ merupakan masyarakat yang bertempat tinngal di daerah pedalaman atau hutan yang kurang lebih terdiri dari 13 ( Tiga Belas ) rumah atau 13 Kepala Keluarga dan Satu Mushola. Dengan gaya arsitek rumah panggung bambu atau kayu. Kampung Cianjung ini merupakan wilayah Kecamatan Cimanggu, Pandeglang-Banten yang di kategorikan masyarakat miskin yang paling memprihatinkan di daerah ini. Dari segi lingkungannya dimana setiap rumah belum ada listrik ( tenaga listrik ). Padahal dulu mereka bisa merasakan adanya penerangan lampu dengan tenaga surya dari bantuan pemerintah, namun hanya mampu bertahan sampai 3 Tahun, dan akhirnya mereka beralih menggunakan lampu totok ( lampu tradisional ). sekarang kegiatan atau aktivitas di dalam rumah tangga sangat bergantung pada tenaga listrik, sedangkan  mereka siang maupun malam belum bisa merasakannya. Mereka masih melakukan aktivitas sehari harinya seperti masak nasi, menggosok pakaian dan lain lain dengan menggunakan alat alat seadanya.

            Bukan hanya itu saja yang menjadi sorotan kami melihat pada akses jalan, dimana jalan yang di lalui oleh masyarakat Kampung Cianjung ketika mereka mau ada urusan di luar kampung mereka harus jalan kaki dengan melewati  jalan setapak yang membutuhkan waktu kurang lebih dua jam, karena jalan yang ditempuh itu cukup jauh kurang lebih 3 kilo meter. Akses jalan ini juga yang menjadi keluhan masyarakat dikarenakan kurang stabil, apalagi ketika musim hujan, masyarakat kampung Cianjung sangat kerepotan dengan jalan yang licin daan berlumpur.

            Walaupun seperti itu, tapi bagi anak anak yang ingin melanjutkan atau bersekolah sudah menjadi makanan sehari-hari, mereka tetap semangat dalam mengemban ilmu pendidikan sekolahdan kita patut acungkan jempol dengan jarak tempuh ke sekolah sekitar 3 kilo anak-anak tidak pernah mengeluh, hujan tak pernah jadi halangan mereka untuk pergi. Tak jarang pula jika hujan badai para orang tua sering mengantarkan anak anak ke sekolah dan menunggu sampai pulang lagi. Akan tetapi masyarakat belum ada yang menembus ke perguruan tinggi, mereka yang lulusan tingkat SLTP dan SLTA langsung bekerja padahal kalau melihat dari segi ekonomi mereka sebenarnya mampu untuk membiayai pendidikan sampai ke perguruan tinggi. hanya saja orang tua mereka lebih memprioritaskan bekerja daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

            Mengingat perekonomian masyarakat Cianjung dibilang cukup baik karena rata-rata mereka pekerja sebagai petani dan pekebun. Mereka biasanya mendapatkan hasil pendapatan dari menjual buah buahan seperti petay, melinjo, jengkol, gabah, dan lain lain dan tidak jarang pula dari menjual kayu.
Pada musim kemarau seperti sekarang, biasanya warga Cianjung mengelola olahan makanan yang berasal dari umbi umbian yang mereka sebut dengan “gadung”. Olahan gadung biasanya mereka jadikan kerupuk. Hanya saja mereka belum bisa memasarkan atau mendistribusikan makanan tersebut untuk bisa mereka jadika sebagai tambahan penghasilan.

            Sebagai pekerja keras tak ayal mereka sebagai manusia biasa pasti tidak akan sehat selau dan pasti akan merasakan sakit, tetapi masyarakat jarang terkena penyakit dan dapat di kategorikan dan tingkat kesehatan mereka cukup baik dan tidak serius paling yang mereka rasakan yaitu masuk angin dan gatal-gatal biasa. Dan kalaupunMasyarakat kampung Cianjung merasakan sakit yang diluar batas mereka paling mengobatinya dengan obat obatan warung seadanya atau obat obat tradisional yang ada dilingkungan mereka, karena jarak yang jadi penghalang untuk mereka bisa berobat ke puskesmas ataupun bidan.

            Masyarakat Kampung Cianjung notabennya menganut Agama Islam sebagai wujud syukur mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa mereka tetap melaksanakan Ibadah seperti Sholat dan mengaji di rumahnya masing-masing. Hanya saja di Kampung Cianjung tidak ada Ustad / Ustadzah yang biasa mengajarkan anak anak mengaji setiap malam atau minimal satu minggu sekali, mereka biasanya mengaji di rumah masing-masing dan di ajarkan oleh orang tuanya.
Karena masyarakat yang hanya ada 13 kepala keluarga, disini juga tidak ada masjid, yang ada hanya mushola dengan keadaannya yang sangat tidak memungkinkan untuk dipakai.
Biasanya Bapak-Bapak yang melaksanakan sholat jumat mereka pergi ke perkampungan yang ramai dan padat penduduk.



2.2 Hasil Observasi
               
                Pengalaman kami ketika observasi pra KKN ke Cianjung cukup membuka hati dan fikiran karena di zaman yang sudah modern ini, ketika orang lain menggunakan dan asyik menikmatigadget, tv, radio, internet tapi tidak untuk masyarakat cianjung, mereka tiap hari melakukan aktivitas seadanya tanpa adanya listrik.
                Walaupun masyarakat cianjung jauh dari keramaian dan hiburan tapi mereka sangat ramah, menerima kami dengan baik walaupun kami orang asing dan baru pertama kali menemui mereka. Kami di sambut dengan penuh suka cita dan kebahagiaan, diperlakukan dengan baik dan antusiasme menerima kami.
                Yang paling berkesan dari observasi ini yaitu ketika malam hari kami mengajak anak anak untuk belajar ngaji bersama di mushola dengan hanya menggunakan penerangan lampu totok, kemudian dilanjutkan dengan menonton film bersama dengan menggunakan laptop dan infocus dan di temani hujan. Kegiatan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya karena terlihat betapa bahagianya raut wajah mereka.
                Yang membanggakan dari warga Kp. Cianjung yaitu ketika pagi datang anak anak dengan penuh semangat berangkat ke sekolah walaupun jalanan yang becek jauh dan harus jalan kaki.
  
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
           
            Masyarakat yang tinggal di Kampung Cianjung hanya terdiri dari 13 Rumah, 13 Kepala Keluarga dan 1 Mushola dengan arsitek rumah panggung.
Masyarakat di Kampung Cianjung di kategorikn masyarakat kurang mampu yang bermata pencaharian petani dan pekebun.
Yang menjadi keluhannya yaitu akses jalan yang jauh dan kurang stabil, untuk menempuh jalan ke Cianjung membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dengan jarak 3 kilo meter, keluahn selanjutnya yang dirasakan masyarakat yaitu belum adanya tenaga listrik, sehingga mereka ketika malam hanya menggunakan penerangan lampu totok ( lampu tradisional ).

3.2 Saran

            Alhamdulillah dalam mengerjakan laporan hasil observasi ini banyak hikmah dan pelajaran yang dapat penulis ambil sebagai wawasan dan pengetahuan. Penulis yakin dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Sebagai bahan untuk kemajuan penulis dalam penilitian, penulis mohon untuk kritik dan sarannya karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.






Daftar Nama yang mengikuti kegiatan Observasi Pra KKN

1.      SITI LINDIANI PUTRI
2.      DULWASID
3.      ROS ROSANAH
4.      ENENG RODIAH
5.      AHMAD BAIHAKI
6.      DITA ANGGARA
7.      SUPRIYATNA
8.      YAYAT
9.      YULSI SAFITRI
10.  MURDIANTI
11.  MANDA
12.  HADIYUDIN

13.  YENI SUSILAWATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar